Jakarta – Seputar Jagat News. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Marthinus Hukom, menanggapi aksi penggerebekan pengedar narkoba oleh jajaran TNI di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan menekankan pentingnya memahami batas tugas dan fungsi masing-masing institusi. Ia mengingatkan bahwa dalam proses penegakan hukum, diperlukan kerja sama antar-aparat demi menjamin pelaksanaan hukum yang sesuai prosedur.
“Kita kembalikan lagi kepada tugas dan fungsi masing-masing. Jadi itu kan perlu kita… memahami tugas kita, tugas TNI,” ujar Marthinus saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Penggerebekan yang dilakukan oleh TNI disebut sebagai respons atas laporan masyarakat yang mencurigai adanya aktivitas peredaran narkoba di kawasan tambak, Desa Penapali, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Dalam rilis resmi Pusat Penerangan (Puspen) TNI, dijelaskan bahwa operasi itu dilakukan oleh Kodim 1608/Bima melalui Koramil 1608-04/Woha bersama Unit Intel pada Kamis, 1 Mei 2025.
Dalam operasi tersebut, tiga pelaku berinisial S (26), I (23), dan M (25) ditangkap. Ketiganya berasal dari wilayah Kecamatan Woha. Aparat TNI menyita 32 paket sabu dengan total berat mencapai 38,68 gram. Selain itu, turut diamankan barang bukti berupa tiga unit ponsel, lima dompet, sejumlah tas berisi alat isap sabu, uang tunai, timbangan elektrik, alat suntik, serta senjata tajam berupa pipa kaca dan gunting kecil.
Seluruh pelaku dan barang bukti kemudian diserahkan ke Polres Bima untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Menanggapi penggerebekan tersebut, Kepala BNN Marthinus menegaskan bahwa tindakan tangkap tangan sah dilakukan oleh siapa pun yang melihat langsung tindak kejahatan, termasuk anggota TNI.
“Dan kalau tertangkap tangan, jangankan TNI, satpam, hansip pun boleh menangkap,” ucapnya.
Namun, Marthinus menggarisbawahi bahwa meskipun tangkap tangan sah dilakukan, proses hukum selanjutnya tidak bisa dijalankan secara sepihak. Koordinasi antar-penegak hukum tetap menjadi kunci dalam penanganan kasus narkoba secara profesional dan sesuai aturan.
“Tapi kalau sudah prosesnya berbeda, maka sebenarnya kuncinya adalah kerja sama,” jelasnya.
penggerebekan di Bima. Ia mengaku belum memperoleh informasi lengkap mengenai insiden tersebut.
“Kalau di Bima, saya belum tahu apa masalahnya seperti apa, katanya tadi beritanya baru tadi ya,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa dalam operasi BNN, pihaknya selalu menjalin sinergi dengan aparat lain seperti TNI dan Polri, terutama dalam operasi yang dilakukan di wilayah perbatasan atau jalur laut.
“Biasanya kalau di BNN, kita bekerja sama. Saya mengajak mereka bersama-sama untuk melakukan penggerebekan, terutama di perbatasan dan laut,” kata Marthinus.
Aksi cepat TNI dalam menggagalkan peredaran narkoba di Bima menuai apresiasi dari masyarakat, namun juga membuka ruang diskusi tentang batas-batas kewenangan antar-institusi penegak hukum. Kepala BNN menegaskan pentingnya sinergi antar-lembaga demi menjamin penegakan hukum yang efektif dan tidak tumpang tindih. (Red)