Terlibat Tawuran, Siswa Asal Sukabumi Ikut Program Pembinaan di Barak TNI Lembang

siswa sma peserta pendidikan karakter di barak dodik bela negara rindam iiisiliwangi 1746430532969 169
8 / 100

Bandung Barat – Seputar Jagat News. Sebanyak 210 siswa SMA dan SMK dari berbagai wilayah di Jawa Barat kini tengah mengikuti program pendidikan karakter dan kedisiplinan di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Program ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membina remaja yang terlibat dalam berbagai bentuk kenakalan, seperti tawuran pelajar, geng motor, kecanduan minuman keras, hingga ketergantungan terhadap game online.

Salah satu peserta adalah RR (16), siswa SMA asal Kabupaten Sukabumi, yang harus mengikuti program ini lantaran terlibat tawuran antar pelajar. Ia mengaku menerima keputusan tersebut dengan lapang dada, apalagi orang tuanya juga memberikan izin.

“(Terlibat) tawuran, ya setuju saja. Diizinkan juga sama orang tua,” ujar RR saat ditemui pada Senin (5/5/2025).

Selama di barak militer, RR dan ratusan siswa lainnya akan menjalani pembinaan intensif oleh anggota TNI, mencakup materi bela negara, wawasan kebangsaan, kedisiplinan, keagamaan, serta berbagai pelatihan lainnya yang bertujuan membentuk karakter kuat dan bertanggung jawab.

“Awalnya syok pas masuk ke sini, soalnya belum pernah. Cuma karena ingin lebih baik, ya dijalani. Perlengkapan cuma bawa baju,” lanjut RR.

Berbeda dengan RR, peserta lainnya, ST (16), mengaku ikut program ini atas kemauan sendiri. Ia menyadari perilakunya selama ini yang cenderung tidak disiplin, terutama sering datang terlambat ke sekolah dan kurang bersemangat dalam belajar.

“Sering datang terlambat, enggak semangat sekolahnya. Minta izin ke orang tua, akhirnya diizinkan,” kata ST.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, menyebutkan bahwa program ini disiapkan untuk 350 siswa secara keseluruhan, dan saat ini baru 210 siswa yang mengikuti gelombang pertama.

“Secara keseluruhan kami siapkan kuota 350 anak, tapi yang sekarang sudah datang itu 210 anak. Ini untuk gelombang pertama,” kata Herman.

Meski fokus pada pembinaan karakter, para siswa tetap akan mengikuti pembelajaran formal sesuai kurikulum sekolah. Materi pelajaran tetap diberikan selama dua jam setiap hari, agar para siswa tidak tertinggal secara akademik.

“Tetap ada pembelajaran formalnya, harus menyisihkan waktu dua jam setiap harinya. Jadi selain mendidik karakter mereka, pembelajaran sesuai kurikulum harus tetap didapat. Semua yang ada di sini sudah diizinkan orang tuanya,” tambah Herman.

Program ini diharapkan bisa menjadi langkah nyata dalam menanggulangi kenakalan remaja di Jawa Barat, sekaligus memberikan kesempatan bagi para siswa untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab. (Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *