Jakarta – Seputar Jagat News. Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, meluapkan kemarahannya terhadap Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rozario Marshal, atas pernyataan kontroversial yang dianggap menghina para purnawirawan TNI, termasuk Presiden RI terpilih Prabowo Subianto.
Pernyataan keras Gatot terekam dalam sebuah unggahan video di akun Facebook @Buni Yani Pejuang Keadilan, yang ramai diperbincangkan publik sejak Rabu (30/4/2025). Dalam video tersebut, Gatot tampak sangat geram terhadap pernyataan Hercules yang dinilainya arogan dan tidak menghormati jasa para purnawirawan.
“Ingat kau dulu, kok kau ngomong seenaknya kayak gitu. Tidak sopan, sudah jadi raja kau?” ucap Gatot dengan nada tinggi.
Gatot bahkan menyebut Hercules sebagai seorang preman yang menyamar di balik baju organisasi kemasyarakatan. Ia menantang Hercules untuk membuktikan apakah dirinya benar-benar layak disebut sebagai pejuang rakyat.
“Kamu itu kan preman memakai pakaian ormas. Saya bisa buktikan kau itu preman,” tegasnya.
Kemarahannya semakin memuncak ketika menanggapi hinaan Hercules terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta, Letjen TNI (Purn) Sutiyoso, yang disebut “bau tanah” — istilah yang merendahkan dan tidak pantas ditujukan kepada tokoh senior militer. Gatot juga menilai Hercules telah menghina Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan pernyataan serupa.
“Kau juga menghina presiden saya, Jenderal Prabowo, kau bilang bau tanah. Saya juga bau tanah! Yang sopan bicara!” cetus Gatot lantang, menyiratkan solidaritas terhadap sesama purnawirawan.
Gatot mengingatkan bahwa menjadi purnawirawan adalah bagian dari siklus pengabdian prajurit TNI, dan para pensiunan militer tersebut layak dihormati karena telah mengorbankan darah dan nyawa demi bangsa.
“Pak Sutiyoso itu purnawirawan bintang tiga loh. Termasuk saya juga di Timor-Timur. Kita berdarah-darah!” tandasnya.
Tak hanya soal penghinaan terhadap purnawirawan, Gatot juga menyoroti pernyataan Hercules yang menyiratkan bahwa kepala daerah harus dekat dengan GRIB agar mendapat dukungan. Ia menolak keras anggapan itu dan menegaskan bahwa kepala daerah sejatinya harus berpihak pada rakyat karena mereka dipilih oleh rakyat, bukan oleh organisasi tertentu.
“Gubernur, Bupati, Walikota, itu harus mencintai rakyat dulu, karena dia dipilih rakyat, bukan GRIB. Preman itu!” ujar Gatot dengan nada geram.
Gatot juga mengungkit insiden kekerasan terhadap anggota kepolisian di Depok, di mana polisi diserang dan kendaraannya dibakar saat menjalankan tugas. Ia mengecam keras tindakan tersebut sebagai bentuk pelecehan terhadap negara dan hukum.
“Polisi itu adalah alat negara. Ketika akan menangkap, dilawan, dikepung. Negara apa ini?” ucapnya, mempertanyakan keberpihakan terhadap hukum.
Mengakhiri pernyataannya, Gatot memperingatkan bahaya besar jika negara dibiarkan dikuasai oleh kelompok preman. Ia menyerukan perlunya ketegasan negara dalam memberantas premanisme demi menjaga stabilitas dan kehormatan hukum.
“Kalau negara sudah dikuasai preman, kehancuran akan terjadi. Mana ada preman yang cinta rakyat? Gak ada. Di negara ini tidak boleh ada preman, dan itu harus diberantas!” pungkasnya tegas. (Red)