Bengkulu – Seputar Jagat News. Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menjadi sorotan publik setelah sejumlah kebijakan dan gaya komunikasinya dinilai meniru langkah-langkah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Mulai dari cara merespons masyarakat melalui media sosial, hingga kebijakan pendidikan yang bersifat disipliner dan kontroversial, Helmi Hasan dianggap sedang menduplikasi gaya kepemimpinan yang populer di Jawa Barat.
Beberapa kebijakan yang menjadi pusat perhatian di antaranya adalah larangan perpisahan dan wisuda sekolah, penggemblengan militer bagi siswa yang melanggar aturan, larangan membawa kendaraan pribadi ke sekolah, hingga penggunaan media sosial secara aktif sebagai sarana komunikasi langsung dengan warga. Gaya Helmi yang aktif di TikTok bahkan membuat sebagian warga menjulukinya sebagai “Gubernur TikTok.”
Menanggapi tudingan tersebut, Helmi Hasan tak menampik adanya inspirasi yang ia ambil dari Gubernur Dedi Mulyadi. Dalam keterangannya kepada wartawan pada Kamis, 1 Mei 2025, Helmi justru menilai bahwa tidak ada salahnya meniru sesuatu yang baik.
“Satu hal yang baik, kenapa tidak kita duplikasi? Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, itu gubernur inovatif, banyak gagasan-gagasannya yang positif,” ujar Helmi lugas.
Salah satu kebijakan yang tengah ia kaji serius adalah larangan siswa membawa sepeda motor ke sekolah. Menurutnya, selain bernilai edukatif, kebijakan ini juga menyangkut faktor keselamatan yang krusial.
“Di Bengkulu, kebijakan itu sedang dikaji untuk diterapkan,” ujarnya.
Dorongan untuk menerapkan kebijakan ini muncul setelah insiden tragis yang menewaskan dua siswi di Bengkulu. Kedua pelajar perempuan tersebut meninggal dunia setelah tersenggol truk angkutan batubara saat mengendarai motor ke sekolah.
Helmi menyayangkan kenyataan bahwa banyak pelajar di Bengkulu berkendara tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM) dan tanpa mengenakan helm. Ia menegaskan bahwa keselamatan pelajar tidak bisa dikompromikan, dan langkah preventif harus segera diambil.
Tak hanya itu, Helmi juga menyoroti manfaat non-teknis dari kebijakan larangan berkendara tersebut. Ia menyebut bahwa berjalan kaki ke sekolah dapat memberikan dampak positif secara fisik dan sosial.
“Banyak sekali manfaatnya ketika anak sekolah jalan kaki. Maka ia akan bangun lebih pagi, jauh lebih sehat, dan ada kebersamaan. Tidak ada jarak antara si miskin dan si kaya. Kita akan terapkan di Bengkulu,” katanya.
Langkah-langkah yang diambil Helmi Hasan ini mencerminkan gaya kepemimpinan yang progresif dan responsif terhadap isu sosial, meskipun menuai pro dan kontra. Ia tampaknya lebih memilih untuk fokus pada substansi kebijakan, alih-alih larut dalam polemik mengenai orisinalitas ide.
Helmi Hasan kini berada di tengah perhatian publik. Sementara sebagian pihak menyebutnya “peniru”, tak sedikit pula yang memuji keberaniannya mengadopsi ide-ide dari daerah lain yang terbukti efektif. (Red)