Jakarta – Seputar Jagat News. Menyusul kasus keracunan massal yang menimpa puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur, Badan Gizi Nasional (BGN) mengeluarkan kebijakan baru: sisa Makanan Bergizi Gratis (MBG) tidak lagi boleh dibersihkan di lingkungan sekolah. Seluruh sisa makanan kini wajib dikumpulkan dan dibersihkan di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).
Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan, keputusan ini diambil setelah tim BGN mengalami kesulitan menelusuri penyebab keracunan karena sisa makanan yang menjadi bukti utama sudah dibuang saat tim datang ke lokasi.
“Saya sudah meninjau langsung ke Cianjur. Saat kami datang, sisa makanan yang diduga menyebabkan keracunan sudah dibersihkan. Jadi kami tidak bisa ambil sampelnya untuk diuji di laboratorium,” ujar Dadan dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (24/4/2025), dikutip dari Antara.
Atas kejadian tersebut, BGN segera merevisi standar operasional prosedur (SOP) program MBG secara nasional. Kini, sisa makanan harus dikumpulkan dan dianalisis di SPPG guna menjaga keamanan konsumsi dan sebagai bahan investigasi jika terjadi kasus serupa.
Dalam kunjungannya ke Cianjur, Dadan juga memberikan dua saran penting kepada pengelola SPPG dan pihak sekolah:
- Penggantian wadah makanan (food tray) yang terbuat dari bahan plastik, demi alasan kebersihan dan kesehatan.
- Pemilahan proses logistik: barang masuk dan keluar harus menggunakan jalur dan prosedur berbeda untuk mencegah kontaminasi silang.
Dadan mengungkapkan, BGN selama ini melakukan evaluasi setiap hari pada pukul 16.00, setelah seluruh MBG didistribusikan. Namun demikian, kasus-kasus insidental tetap terjadi.
“Perlu diingat, program MBG ini sudah berjalan di 1.079 SPPG dan melayani lebih dari 3 juta orang. Kita tentu ingin zero incident, tapi realitanya tantangan itu masih ada,” ucap Dadan.
Untuk mencegah insiden berulang, BGN akan mengadakan pelatihan ulang (refresh training) khusus bagi para pegawai SPPG di Cianjur. Pelatihan dijadwalkan digelar pada akhir pekan agar tidak mengganggu operasional harian.
“Cianjur sudah menjalankan program ini sejak 15 Januari 2024. Mungkin sudah waktunya penyegaran bagi seluruh petugas,” tambahnya.
Insiden yang memicu kebijakan baru ini terjadi pada Senin, 21 April 2025, ketika puluhan siswa MAN 1 Cianjur mengalami gejala keracunan makanan, seperti pusing, mual, dan muntah, usai menyantap makanan dari program MBG.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, Frida Laila Yahya, mengatakan, sejauh ini sebanyak 21 siswa telah dilaporkan dirawat secara medis. Namun, jumlah ini diperkirakan masih bisa bertambah mengingat total siswa MAN 1 Cianjur mencapai sekitar 800 orang.
“Kami masih melakukan pendataan karena seluruh siswa menyantap makanan MBG hari itu,” ujarnya.
Dengan evaluasi menyeluruh dan peningkatan pengawasan, BGN berharap kasus serupa tidak lagi terjadi di wilayah lain. Keamanan dan kualitas makanan untuk anak-anak sekolah tetap menjadi prioritas utama dalam program MBG. (Red)