Jakarta – Seputar Jagat News. Keputusan pembatalan mutasi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo dari jabatannya sebagai Pangkogabwilhan I kembali memicu sorotan publik, kali ini datang dari pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto. Dalam unggahannya di media sosial, Gigin menyampaikan kritik pedas dan menyebut fenomena “No Viral, No Justice” kini juga merambah institusi militer.
Dalam cuitan yang diunggah melalui akun X (dulu Twitter) miliknya dan dikutip pada Sabtu (3/5/2025), Gigin menyatakan bahwa keberpihakan terhadap opini publik yang viral mulai mempengaruhi dinamika internal di tubuh TNI.
“No viral no justice ternyata juga berlaku di TNI,” tulis Gigin.
Ia menyinggung keputusan batalnya pencopotan Letjen Kunto sebagai bukti bahwa ada kekuatan besar di balik layar yang sulit menerima kekalahan.
“Letjen Kunto pun batal dicopot. Geng Solo tentu tak akan menerima kekalahan begitu saja,” tambahnya.
Istilah “Geng Solo”, yang selama ini kerap dikaitkan dengan kelompok kekuasaan tertentu, kembali disebut oleh Gigin sebagai pihak yang berpengaruh dalam dinamika politik dan militer nasional. Ia pun menyiratkan akan ada perkembangan menarik ke depan.
“Kita lihat saja episode berikutnya, pasti makin seru,” ujarnya dalam unggahan yang bernada satir.
Sebelumnya, Letjen Kunto Arief Wibowo, yang juga merupakan putra dari Wakil Presiden ke-6 RI, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, diketahui menjabat sebagai Pangkogabwilhan I berdasarkan mutasi tertanggal 6 Desember 2024.
Dalam mutasi tersebut, ia menggantikan Laksdya TNI Rachmad Jayadi yang dimutasi ke Mabes TNI AL dalam rangka pensiun. Sebelumnya, Kunto menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ekonomi Setjen Wantannas.
Namun pada 30 April 2025, beredar surat mutasi dengan Nomor Kep/554.a/IV/2025 yang ditandatangani oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, yang menyatakan pembatalan mutasi terhadap Letjen Kunto. Dalam surat tersebut, Letjen Kunto tetap menjabat sebagai Pangkogabwilhan I, membatalkan rencana pencopotan yang sempat mencuat.
Meski demikian, salinan dokumen tersebut belum ditandatangani secara resmi oleh Jenderal Agus, menimbulkan tanda tanya di publik tentang kejelasan dan finalitas keputusan tersebut.
Pembatalan mutasi Letjen Kunto memicu berbagai spekulasi politik dan dugaan adanya tekanan atau lobi kuat dari pihak-pihak tertentu. Gigin Praginanto menilai bahwa dinamika ini menunjukkan bahwa kekuatan elite masih sangat dominan dalam pengambilan keputusan penting di lingkungan TNI.
Komentar Gigin juga menyiratkan bahwa pertarungan pengaruh dan kekuasaan di level tertinggi militer belum berakhir. Ia bahkan menyebut bahwa kejadian-kejadian lanjutan yang akan muncul layak untuk dinantikan. (Red)