Padang Pariaman – Seputar Jagat News. Sabtu, 18 Januari 2025 – Jajaran Kodam I/Bukit Barisan mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya salah satu prajurit terbaiknya, Pratu Aan Saputra, anggota Satgas Yonif 131/Braja Sakti. Pratu Aan Saputra, yang bertugas dalam Operasi Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia (RI) – Papua Nugini, meninggal dunia akibat terjangkit malaria saat menjalankan tugas negara. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besar TNI dan seluruh rakyat Indonesia.
Jenazah almarhum tiba di Bandara Internasional Minangkabau pada Kamis malam, 16 Januari 2025, dan disambut dengan upacara militer yang khidmat sebagai penghormatan terakhir kepada prajurit yang telah mengabdikan dirinya untuk negara. Setelah upacara penyambutan, jenazah Pratu Aan Saputra diantar menuju rumah duka di Nagari Paingan Kampuniak, Kecamatan Sungai Limau, Padang Pariaman. Pada hari Jumat, 17 Januari 2025, almarhum dimakamkan dengan upacara militer yang dipimpin oleh Inspektur Upacara, Dandim 0308/Pariaman, Letkol Czi Nur Rahmat Khaeroni, di hadapan keluarga, rekan-rekan sesama prajurit, dan masyarakat setempat.
Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto, dalam keterangannya menyampaikan, “Atas nama Kodam I/Bukit Barisan, kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam serta penghargaan setinggi-tingginya atas pengabdian almarhum. Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.”
Pratu Aan Saputra, yang lahir di Katiagan pada 21 Oktober 1997, adalah alumni Secata Milsuk Gelombang II tahun 2019. Ia mengemban tugas mulia di Yonif 131/Braja Sakti dan meninggalkan seorang istri serta seorang anak yang masih kecil. Dalam masa tugasnya, Pratu Aan dikenal sebagai prajurit yang berdedikasi tinggi, penuh semangat, dan selalu siap menjalankan tugas negara dengan penuh tanggung jawab.
Meninggalnya Pratu Aan Saputra bukan hanya kehilangan besar bagi keluarga dan kerabatnya, tetapi juga bagi bangsa dan negara yang telah kehilangan prajurit yang telah berjuang dengan sepenuh hati. Kematian almarhum akibat malaria saat bertugas di perbatasan menambah daftar pengorbanan prajurit TNI yang tanpa pamrih menjaga kedaulatan negara, meski dengan risiko yang sangat tinggi.
Seiring dengan prosesi pemakaman, dilakukan tembakan salvo sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi almarhum, sebuah tradisi militer yang menunjukkan rasa hormat dan penghargaan atas pengabdian dan pengorbanan prajurit yang gugur.
Kodam I/Bukit Barisan dan seluruh jajaran TNI mengucapkan terima kasih dan memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya atas segala pengabdian yang telah diberikan oleh Pratu Aan Saputra. Semoga kepergiannya menjadi inspirasi bagi prajurit lainnya untuk terus mengabdi dengan penuh dedikasi demi kejayaan dan kedaulatan negara.
Kami segenap jajaran TNI, keluarga besar Kodam I/Bukit Barisan, dan seluruh bangsa Indonesia, mengucapkan turut berduka cita yang mendalam atas kehilangan ini. Semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. (Red)