39 Siswa Bermasalah di Purwakarta Dikirim ke Barak Militer, Satu Orang Kabur Saat Penjemputan

1746109506116849 0
9 / 100

Purwakarta – Seputar Jagat News. Langkah tak biasa diambil Pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam menangani kenakalan remaja. Sebanyak 39 siswa dari berbagai sekolah yang terlibat perilaku menyimpang dikirim untuk menjalani program pembinaan khusus di lingkungan militer, tepatnya di Resimen Artileri Medan (Armed) 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9 TNI AD.

Program ini bertujuan memberikan pembinaan mental, kedisiplinan, dan karakter bagi para remaja yang sebelumnya terlibat dalam bolos sekolah, tawuran, hingga penyalahgunaan narkoba. Para siswa diantar oleh orang tua masing-masing dan dijemput menggunakan truk TNI. Namun dari total 40 siswa yang direncanakan mengikuti program, satu orang diketahui kabur sebelum keberangkatan dan hingga kini masih dicari keluarganya.

“Ya, mulai hari ini kita serah terima. Orang tuanya menitipkan ke Pemda, lalu kami serahkan ke Resimen Armed 1. Jumlahnya ada 39 siswa. Awalnya 40, tapi satu tidak datang, ini sedang dicari oleh orang tuanya,” ujar Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein, Kamis (1/5/2025).

Zein menjelaskan bahwa meski berada di lingkungan militer, para siswa tidak putus sekolah. Mereka tetap mendapatkan pendidikan, namun dengan pendekatan berbeda melalui metode pembelajaran karakter yang diterapkan dalam kurikulum khusus.

“Mereka tetap sekolah, hanya tempatnya saja yang berpindah. Di sini mereka dibina kedisiplinannya, mentalnya diperkuat, diberikan motivasi. Mudah-mudahan setelah ini, ada perubahan ke arah yang lebih baik,” katanya.

Terkait dasar hukum, Zein menegaskan bahwa langkah ini diambil karena kasus kenakalan remaja di Purwakarta sudah pada level yang mengkhawatirkan. Ia menyebut, dalam beberapa kasus bahkan ada siswa yang sampai melakukan kekerasan fisik terhadap teman dan orang tua. (Red)

“Kalau sudah seperti itu, apakah kita masih mau tunggu payung hukum? Orang tuanya sudah tidak mampu lagi mendidik. Maka kami titipkan ke lembaga yang kami percaya mampu membina mereka,” tegas Zein.

Komandan Resimen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi, menjelaskan bahwa program ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan dan psikologi terhadap seluruh peserta. Selanjutnya, mereka akan menjalani pendidikan karakter selama 14 hari atau dua pekan.

Kurikulum pembinaan mencakup pendidikan bela negara, psikologi, spiritualitas, serta pembentukan sikap dan disiplin. Setiap hari, para siswa akan mengikuti rutinitas seperti salat Subuh berjamaah, olahraga pagi, menjaga kebersihan, makan dengan jadwal teratur, serta sesi konseling dan motivasi.

“Tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan positif yang dapat membentuk mental dan spiritual mereka. Materi pembinaan ini kami susun secara kolaboratif dengan Polri, Pemda, dinas sosial, dan psikolog anak,” jelas Kolonel Roni.

Program ini disambut baik oleh para orang tua siswa yang merasa kewalahan menghadapi perilaku anak-anak mereka di rumah. Salah satu orang tua, ES, menyatakan rasa leganya setelah anaknya akhirnya dibina langsung oleh aparat TNI.

“Di rumah sudah susah dibilangin. Salat susah, sekolah juga. Pusing. Sekarang alhamdulillah bisa dididik di sini. Mudah-mudahan setelah keluar bisa berubah jadi lebih baik,” ungkap ES.

Langkah berani ini menjadi bukti konkret bahwa Pemkab Purwakarta tidak tinggal diam melihat maraknya kenakalan remaja. Program pembinaan ini diharapkan menjadi solusi untuk membentuk kembali karakter generasi muda agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab, cinta tanah air, dan berakhlak mulia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *