Bantargadung – Seputar Jagat News. Sabtu, 8 Maret 2025.
Bencana alam kembali terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi, kali ini menimpa Jembatan Cicareuh yang menghubungkan Kecamatan Bantargadung dan Kecamatan Warungkiara. Jembatan yang menjadi jalur vital bagi warga tersebut putus akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama lebih dari delapan jam. Hujan lebat yang turun dari pukul 17.00 WIB hingga 03.00 WIB dini hari pada Kamis, 6 Maret 2025, menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur penting ini.
Putusnya jembatan tersebut memutus akses penghubung antar desa, terutama Desa Tarisi dan Desa Hegarmanah di Kecamatan Warungkiara, serta Kecamatan Bantargadung. Saat ditemui oleh Tim Media Seputar Jagat News, Kepala Desa Tarisi, H. Sutendi, memberikan penjelasan terkait peristiwa tersebut.
Menurut H. Sutendi, hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut dalam waktu yang lama menyebabkan beban yang terlalu berat bagi jembatan Cicareuh. “Bangunan jembatan ini sudah cukup tua, mungkin sudah saatnya untuk diperbaiki. Jembatan ini sangat vital bagi masyarakat yang setiap harinya mengandalkan akses ini untuk berbagai kegiatan. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada Bupati Sukabumi agar segera mengambil tindakan dan memerintahkan Tim Evakuasi untuk segera diturunkan. Kami berharap agar Dinas Pekerjaan Umum (PU) segera turun tangan untuk memperbaiki jembatan ini,” ujarnya.
Jembatan Cicareuh selama ini menjadi penghubung utama antara Desa Bantargadung, Desa Tarisi, dan Desa Hegarmanah. Kehilangan akses ini tentu saja membuat kehidupan masyarakat kedua wilayah tersebut terhambat. H. Sutendi juga menambahkan bahwa dirinya mewakili kepala desa dari ketiga desa yang terdampak berharap agar perbaikan dapat dilakukan sesegera mungkin. “Kami mewakili kepala desa di Hegarmanah dan Bantargadung sangat mengharapkan agar jembatan ini segera diperbaiki. Kami ingin masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti biasa,” tegasnya.
Saat ini, kendaraan roda dua (R2) dan roda empat (R4) terpaksa melalui jalur alternatif, yaitu Jembatan Cilalay, yang berjarak sekitar 12 kilometer dari lokasi jembatan Cicareuh. Namun, jalan alternatif ini juga sangat ekstrem dan berbahaya, terutama bagi pengendara yang belum familiar dengan kondisi jalan tersebut. Jalanan yang terjal dan sempit menambah kesulitan bagi masyarakat yang terdampak bencana ini.
Keadaan ini membuat dua desa, Tarisi dan Hegarmanah, seakan terisolasi, karena tidak ada jalur alternatif lain yang aman untuk dilalui. Masyarakat pun merasa sangat terbatas dalam beraktivitas, baik untuk berbelanja, bekerja, maupun keperluan lainnya.
Saat Tim Media Seputar Jagat News tiba di lokasi, kondisi jembatan yang putus terlihat jelas. Kerusakan parah terjadi pada bagian struktur jembatan yang sudah tua, yang memang tidak mampu menahan derasnya aliran air dari Kali Cicareuh saat hujan lebat. Dalam pantauan media, perbaikan jembatan yang kokoh dan tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem sangat diperlukan, mengingat Kali Cicareuh yang sering meluap saat musim hujan.
Namun, meskipun bencana ini membawa dampak besar, situasi di lapangan terpantau kondusif tanpa adanya gejolak atau kepanikan dari masyarakat sekitar. Tim media juga mencatat bahwa tidak ada hal negatif yang terjadi saat proses peliputan di lokasi.
“Keadaan di lapangan memang cukup berat, tetapi semua berjalan lancar dan kondusif. Kami berharap, semoga perbaikan jembatan ini segera dilakukan demi kebaikan bersama,” ujar Hendar Setiawan, anggota Tim Media Seputar Jagat News yang turut meliput di lokasi kejadian.
Dengan kerusakan jembatan ini, harapan masyarakat sangat bergantung pada respons cepat dari pihak pemerintah, baik dari Bupati Sukabumi maupun Dinas Pekerjaan Umum, agar perbaikan segera dilakukan untuk memulihkan aktivitas dan kehidupan masyarakat setempat. (Hendar Setiawan)