Serang, Banten – Seputar Jagat News. Lewat pendekatan yang humanis, sederhana, dan penuh canda tawa, Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko membawa angin perubahan besar dalam wajah kepolisian di Kabupaten Serang. Melalui program unggulannya bertajuk ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’, perwira menengah ini bukan hanya mendekatkan institusi Polri kepada masyarakat, tapi juga membuktikan efektivitas pendekatan empatik dalam menekan angka kejahatan dan menyelesaikan persoalan pengangguran secara nyata.
Kesan tentang polisi yang kaku, jauh dari rakyat, perlahan terkikis lewat aksi nyata AKBP Condro. Sikapnya yang hangat dan mudah bergaul, bahkan gemar bercanda, membuat masyarakat tak ragu menyampaikan keluhan maupun laporan. Hal ini diungkapkan oleh Ustaz Supriyatna, tokoh masyarakat dari Cikande yang menyebut AKBP Condro sebagai sosok perubahan dalam tubuh kepolisian.
“Beliau ini hadir dengan ketulusan, bukan pencitraan. Rakyat merasa tidak canggung berdiskusi, bahkan curhat. Beliau mengubah stigma bahwa polisi itu menakutkan,” ujar Supriyatna kepada detikcom, Rabu (26/3/2025).

Dengan kehadirannya yang aktif di tengah masyarakat, AKBP Condro secara langsung menyerap dan merespons berbagai permasalahan warga. Program ‘Ngariung’ menjadi medium diskusi dua arah antara warga dan aparat keamanan, yang ternyata mampu memangkas jarak psikologis yang selama ini membentang.
‘Ngariung’, dalam budaya Banten berarti berkumpul. AKBP Condro menghidupkan kembali tradisi ini dalam bentuk kegiatan silaturahmi intensif di 1.720 desa se-Kabupaten Serang. Bahkan, dalam padatnya jadwal sebagai Kapolres, ia tak segan menyambangi poskamling warga di tengah malam, demi memastikan bahwa masyarakat benar-benar merasakan kehadiran aparat kepolisian.
Setiap harinya, Polres ditargetkan menyelesaikan dua permasalahan, sementara tiap Polsek minimal menyelesaikan satu masalah – baik itu laporan pidana maupun keluhan sosial.
“Kami bukan cuma berkumpul. Kami pastikan masalah diselesaikan saat itu juga. Bahkan yang menyampaikan saran paling kritis kami beri hadiah seperti kipas angin atau setrika. Biar seru, sekaligus memotivasi,” ungkap Condro.
Tak sekadar wacana, hasil konkret bisa dilihat dari data. Dalam periode Januari–September 2024, angka tindak pidana menurun drastis dari 245 kasus (tahun 2023) menjadi hanya 112 kasus – penurunan sebesar 54,28%. Sementara tingkat penyelesaian kasus justru meningkat dari 106 menjadi 120, naik sebesar 6,6%.
Salah satu persoalan laten yang berhasil dibabat AKBP Condro adalah praktik percaloan tenaga kerja yang selama ini menjadi penghalang warga lokal memperoleh pekerjaan di wilayah industri Serang. Dengan menjembatani langsung warga ke perusahaan tanpa perantara calo, sebanyak 123 warga dari 10 desa berhasil mendapatkan pekerjaan di dua perusahaan besar, yakni PT Nikomas Gemilang dan PT Lami Packaging Indonesia.
“Kita potong jalur calo. Kita langsung sambungkan warga ke HRD perusahaan. Hasilnya, warga kita sendiri yang direkrut,” tegas Condro.
Berikut data rinci penyerapannya:
- PT Nikomas Gemilang: 67 orang (Desa Tambak dan Cijeruk)
- PT Lami Packaging Indonesia: 56 orang (dari 8 desa)
Langkah strategis lainnya yang dilakukan Condro adalah merombak peran Bhabinkamtibmas dengan membentuk ‘Warung Bhabin’, tempat berkumpul warga bersama petugas Bhabinkamtibmas. Dengan menggandeng pemerintah desa dan perusahaan, warung ini juga disuplai sembako murah dari Bulog dan pabrik-pabrik sekitar.
“Kalau bhabin lagi sakit atau lelah, masyarakat bisa mendatangi Warung Bhabin. Jadi ada titik layanan tetap. Kita bantu juga pemilik warung dengan sistem bayar setelah laku,” jelasnya.
Langkah ini sekaligus mengoptimalkan peran Bhabinkamtibmas sebagai garda depan kepolisian di masyarakat. Bahkan, 9 personel bhabin yang dinilai tidak aktif diganti, menunjukkan komitmen Condro terhadap profesionalisme.
Program ‘Ngariung’ tidak hanya menjadi ajang penyuluhan sepihak. Warga diberi ruang untuk bicara, mengkritik, dan menyampaikan aspirasi. Menurut Condro, pendekatan seperti ini jauh lebih berdampak daripada kegiatan seremonial semata.
“Kami tidak mengumpulkan warga hanya untuk foto-foto atau laporan ABS. Yang penting masalah selesai, warga puas, dan datang kembali dengan sukarela.”
Melalui inovasi ‘Ngariung Iman, Ngariung Aman’, AKBP Condro diusulkan oleh Polda Banten dalam program Hoegeng Corner – penghargaan untuk polisi dengan integritas dan kepemimpinan inspiratif ala Jenderal Hoegeng. Sosoknya menjadi representasi polisi masa kini: dekat dengan rakyat, bekerja nyata, dan tidak kehilangan rasa kemanusiaan dalam menjalankan tugas.
AKBP Condro Sasongko membuktikan bahwa pendekatan humanis yang disertai ketegasan bisa menjadi solusi nyata atas kompleksitas sosial yang dihadapi masyarakat. Serang hari ini bukan hanya lebih aman, tapi juga lebih percaya pada kehadiran aparat negara. Polisi bukan lagi menakutkan, tapi menenangkan. (Red)