RSUD R. Syamsudin SH Peringati Hari Ginjal Sedunia: Edukasi Masyarakat dan Keluarga Pasien Tentang Deteksi Dini dan Perawatan Penyakit Ginjal

Screenshot 2025 05 20 105220
8 / 100 SEO Score

Sukabumi – Seputar Jagat News. Dalam rangka memperingati World Kidney Day atau Hari Ginjal Sedunia, Unit Organisasi Bersifat Khusus (UOBK) RSUD R. Syamsudin SH Kota Sukabumi menggelar seminar awam dan re-education pada Jumat, 9 Mei 2025. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan ginjal serta memberikan pelatihan kepada pasien dan keluarga dalam menangani terapi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).

Kegiatan edukatif ini tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga menjadi ajang refreshing knowledge bagi para tenaga kesehatan RSUD R. Syamsudin SH serta memperkenalkan layanan kesehatan ginjal yang telah menjadi salah satu andalan rumah sakit milik Pemerintah Kota Sukabumi.

“Dengan semakin meningkatnya jumlah pasien penyakit ginjal, khususnya yang menjalani terapi CAPD, kami merasa penting untuk terus menyampaikan edukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang deteksi dini dan pengelolaan penyakit ginjal yang optimal,” ujar dr. Bihantoro, M.Kes, Wakil Direktur Pendidikan dan Pengembangan Mutu RSUD R. Syamsudin SH saat membuka acara.

Menurut data global, Penyakit Ginjal Kronik (PGK) saat ini merupakan penyebab kematian tertinggi keenam di dunia, dengan estimasi 2,4 juta kematian per tahun. Dua penyebab utama dari PGK adalah hipertensi dan diabetes mellitus, dua penyakit yang juga menyumbang tingginya angka penyakit kronik secara umum.

Dalam seminar yang bertemakan “Are Your Kidneys OK? Detect Early, Protect Kidney Health,” dr. Katharina Setyawati, Sp.PD-KGH, spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, menjadi narasumber utama. Ia memaparkan manfaat terapi CAPD yang dinilai lebih efektif dibandingkan hemodialisis (cuci darah) konvensional.

“Pasien CAPD bisa tetap bekerja dan menjalani aktivitas normal karena prosesnya bisa dilakukan di rumah. Tidak perlu bolos kerja atau datang ke rumah sakit dua kali seminggu seperti pasien hemodialisis,” jelas dr. Katharina.

Ia menambahkan bahwa pasien transplantasi ginjal memiliki tingkat keberhasilan lebih baik jika sebelumnya menjalani terapi CAPD dibanding hemodialisis. Meski demikian, ia tidak menutup mata bahwa CAPD juga berisiko menimbulkan komplikasi, namun persentasenya rendah jika prosedur dijalankan dengan benar.

Dalam pemaparannya, dr. Katharina menguraikan dua jenis komplikasi yang bisa dialami pasien CAPD, yakni komplikasi non-infeksi dan infeksi. Non-infeksi meliputi:

  • Kebocoran selang atau catheter,
  • Sumbatan pada selang,
  • Hernia pada umbilikus atau bekas jahitan,
  • Ketidaknyamanan saat pengisian/pengeluaran cairan (fase adaptasi),
  • Hemoperitoneum (darah dalam cairan CAPD),
  • Hidrothorax (cairan masuk ke paru),
  • Putus atau pecahnya catheter akibat tekanan dari ikat pinggang atau benda tajam.

Sementara itu, infeksi disebabkan oleh masuknya kuman ke rongga peritonium, baik dari luar maupun melalui jalur catheter. Gejalanya bisa berupa nanah, kemerahan, pembengkakan, hingga rasa nyeri hebat.

“Infeksi paling berbahaya adalah peritonitis, yakni peradangan pada lapisan rongga peritonium karena kuman. Biasanya terjadi akibat prosedur yang tidak steril, seperti tidak mencuci tangan dengan benar, tidak memakai masker, atau penggunaan catheter yang bocor,” ungkapnya.

Untuk menghindari komplikasi ini, dr. Katharina menekankan pentingnya kedisiplinan pasien dalam mengikuti protokol CAPD, mulai dari kebersihan tangan, pengecekan kondisi alat, hingga tidak memaksakan menggunakan selang bocor.

Dalam sambutannya, dr. Bihantoro menyampaikan bahwa RSUD R. Syamsudin SH telah mengembangkan layanan CAPD sejak tahun 2019, yang saat itu masih terbatas pada peresepan. Pada 2021, rumah sakit ini mulai menyediakan layanan pemasangan CAPD, dengan jumlah pasien awal sebanyak 8 orang. Kini, jumlahnya melonjak menjadi 50 pasien pada tahun 2025.

Capaian ini menjadikan RSUD R. Syamsudin SH sebagai salah satu rumah sakit dengan pelayanan CAPD terbaik di Jawa Barat, dan menjadi rujukan penting dalam perawatan ginjal berbasis komunitas.

Sebagai bagian dari peringatan Hari Ginjal Sedunia, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan senam bersama pasien dan keluarga penderita penyakit ginjal, yang bertujuan mendorong pola hidup sehat serta mempererat hubungan emosional antar pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan.

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menyuarakan pentingnya deteksi dini dan perawatan ginjal yang berkelanjutan, serta mempertegas peran RSUD R. Syamsudin SH dalam mendukung peningkatan layanan kesehatan masyarakat Sukabumi. (Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *