Jakarta – Seputar Jagat News. Operasi Berantas Jaya 2025 resmi digelar dan menjadi langkah tegas aparat kepolisian dalam menertibkan atribut organisasi kemasyarakatan (ormas) di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 109 bendera dan 2 spanduk ormas berhasil diturunkan oleh aparat gabungan dari berbagai polsek, khususnya di Jakarta Pusat dan Tangerang.
Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Moh Rano Alfath, yang menilai penertiban tersebut sebagai bentuk konkret kehadiran negara dalam menjaga ruang publik yang aman dan tertib.
“Ini adalah gejala yang meresahkan karena secara langsung dapat mencederai prinsip negara hukum, mengganggu ketertiban umum, dan menciptakan rasa takut atau tidak nyaman di tengah masyarakat,” ujar Rano kepada wartawan, Selasa (13/5/2025).
Rano, yang juga merupakan politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), menekankan bahwa pencabutan atribut ormas tidak hanya menyangkut aspek fisik, tetapi juga menyampaikan pesan moral bahwa negara tidak boleh tunduk pada tekanan kelompok manapun yang mencoba mengklaim wilayah secara sepihak.
Meski begitu, ia mendorong aparat agar tetap menggunakan pendekatan humanis dan dialogis, sembari membuka komunikasi dengan ormas-ormas yang masih menunjukkan itikad baik, guna menghindari gesekan sosial yang tidak perlu.
Dalam rangkaian operasi yang sama, polisi juga menangkap dua pelaku pemalakan di kawasan Thamrin City, Tanah Abang. Sugiarto (39) dan Tio Pangestu (25) diamankan setelah memaksa sopir mobil boks membayar uang parkir liar sebesar Rp 20 ribu disertai ancaman.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro menyatakan tidak akan memberi ruang bagi praktik premanisme di ruang publik.
“Kami tidak beri ruang untuk aksi premanisme. Siapa pun yang mengintimidasi warga akan kami tindak tegas,” tegas Susatyo.
Kedua pelaku kini dijerat dengan Pasal 368 KUHP tentang Pemerasan dan terancam hukuman penjara maksimal 9 tahun. Mereka saat ini tengah diperiksa lebih lanjut di Mapolres Metro Jakarta Pusat.
Operasi ini dilakukan serentak di delapan wilayah hukum polsek jajaran Jakarta Pusat. Kawasan dengan jumlah atribut ormas terbanyak yang ditertibkan tercatat di Kecamatan Sawah Besar dengan 32 bendera diturunkan. Penertiban dipimpin langsung oleh aparat gabungan yang terdiri dari kepolisian, TNI, dan Satpol PP.
Sementara itu, di wilayah Kota Tangerang, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho mengatakan bahwa penertiban dilakukan di 12 wilayah hukum polsek, dengan wilayah Ciledug dan Benda menjadi fokus utama karena jumlah atribut terbanyak.
“Polisi bersama personel gabungan berkomitmen menciptakan kondisi tertib, aman, dan inklusif bagi seluruh warga. Tidak boleh ada simbol ormas yang menciptakan kesan penguasaan wilayah,” tegas Zain.
Zain menambahkan bahwa penertiban simbol ormas adalah bagian dari upaya menjaga ketertiban umum dan mencegah konflik horisontal yang sering dipicu oleh klaim teritorial antar kelompok.
“Jangan sampai ada simbol kelompok yang menguasai lingkungan, karena itu bisa mendorong bentrokan antar ormas,” ujarnya.
Penertiban atribut ormas ini merupakan sinyal kuat bahwa pemerintah dan aparat penegak hukum tidak mentolerir segala bentuk dominasi kelompok tertentu di ruang publik. Langkah ini juga selaras dengan prinsip negara hukum yang menjamin kebebasan dan rasa aman bagi seluruh warga, tanpa terkecuali.
Operasi ini dinilai akan berjalan efektif jika dilakukan secara konsisten dan menyeluruh, serta disertai edukasi dan pendekatan persuasif terhadap komunitas yang masih bisa diajak bekerja sama.
Dengan pelaksanaan yang tegas namun tetap humanis, Operasi Berantas Jaya 2025 menjadi momentum penting dalam menata ulang wajah ruang publik Indonesia agar lebih inklusif, tertib, dan bebas dari rasa takut akibat simbol kekuasaan informal. (Red)
