Belajar dalam Gelap dan Bau: Siswa SD di Sukabumi Hadapi Kondisi Sekolah Tak Manusiawi

WhatsApp Image 2025 06 12 at 20.35.50 0aa42b39 scaled
9 / 100

Kabupaten Sukabumi – Seputar Jagat News. Kamis, 12 Juni 2025. Kondisi memprihatinkan terjadi di SD Negeri 1 Longkewang, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Sekolah dasar yang seharusnya menjadi tempat nyaman dan aman bagi anak-anak untuk belajar, justru diduga tidak memberikan fasilitas yang layak bahkan terkesan tidak memanusiakan anak didik.

Sejumlah orang tua siswa dan warga sekitar menyampaikan keluhan kepada awak media, Kamis (12/6/2025), mengenai kondisi sekolah yang dinilai sangat jauh dari kata layak. Hasil pantauan langsung di lapangan mengungkapkan berbagai persoalan serius yang seharusnya tidak terjadi di lembaga pendidikan formal.

Fasilitas toilet sekolah rusak berat, menyebabkan siswa harus menahan buang air atau mencari tempat di luar lingkungan sekolah. Situasi ini dinilai sangat tidak manusiawi, terlebih bagi siswa sekolah dasar yang masih sangat bergantung pada lingkungan yang sehat dan bersih.

Kerusakan bangunan sekolah juga tampak mencolok. Beberapa ruang kelas mengalami dinding retak, atap bocor, dan jendela yang tidak memiliki kaca. Listrik di sekolah pun sering mati, sehingga pada waktu-waktu tertentu, seperti sore hingga pagi hari, area sekolah gelap gulita.

WhatsApp Image 2025 06 12 at 20.35.49 64a6eafa

“Anak-anak harus belajar dengan pencahayaan minim dan ventilasi yang buruk, ini tentu sangat mengganggu konsentrasi dan bisa berdampak pada kesehatan,” ungkap seorang warga berinisial N, yang tinggal di RT 02/05 Kp Longkewang, tepat di depan sekolah.

Lebih ironis lagi, berdasarkan informasi dari sumber terpercaya, SDN 1 Longkewang tercatat menerima Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp72 juta pada tahun 2024 untuk 84 siswa. Dana tersebut sejatinya diperuntukkan mendukung operasional dan pemeliharaan fasilitas sekolah, termasuk sanitasi, penerangan, dan infrastruktur.

Salah satu wali murid menyuarakan kekecewaannya, “Anak kami ke sekolah untuk belajar, bukan untuk tersiksa. Masa WC rusak tidak diperbaiki berbulan-bulan? Apa tidak ada anggaran?”

Tak hanya soal fasilitas, disiplin guru juga menjadi sorotan. Guru-guru disebut sering datang terlambat. Meski waktu masuk sekolah ditetapkan pukul 07.30, namun sejumlah guru baru tiba sekitar pukul 08.00 bahkan 08.30. Keterlambatan ini berdampak langsung pada berkurangnya waktu belajar dan menurunnya kualitas pembelajaran.

“Anak-anak kami tidak mendapatkan pelajaran sesuai jam yang dijadwalkan. Kami sebagai orang tua sangat khawatir,” ungkap salah satu wali murid lainnya.

WhatsApp Image 2025 06 12 at 20.35.50 f70a2afe

Para wali murid menuntut tindakan cepat dan transparansi dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi. Mereka berharap kondisi ini segera ditindaklanjuti agar anak-anak mendapatkan hak pendidikan yang layak dan bermutu.

Ketika dikonfirmasi oleh awak media pada hari yang sama, Kepala SDN 1 Longkewang, Euis Nurhayati, S.Pd.SD, memberikan tanggapan. Ia menjelaskan bahwa dirinya baru menjabat sebagai kepala sekolah selama 11 bulan. Menurut Euis, saat ini terdapat tiga orang guru berstatus P3K dan lima guru honorer yang digaji menggunakan dana BOS.

Dari kelima guru honorer itu, satu orang digaji Rp500.000 per bulan, satu orang Rp350.000 per bulan, dan tiga orang lainnya masing-masing menerima Rp300.000 per bulan.

Namun, saat ditanya lebih lanjut mengenai permasalahan listrik dan penggunaan anggaran untuk pemeliharaan fasilitas, Kepala Sekolah terlihat menghindar dan tidak memberikan jawaban yang jelas.

Situasi ini menambah panjang daftar sekolah di daerah yang mengalami krisis pengelolaan. Masyarakat berharap agar pihak Dinas Pendidikan segera turun tangan melakukan pembinaan, audit, dan langkah korektif demi memastikan kualitas pendidikan yang berkeadilan dan berpihak pada kepentingan siswa. (DS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *