Sumenep – Seputar Jagat News. Berdasarkan Keputusan Pemerintah Republik Indonesia c4 kementerian Sosial Republik Indonesia penyaluran Bantuan langsung Tunai sementara yang dilaksanakan Desa Buddi diduga ada pemotongan yang berfariasi dari Rp.60.000. sampai Ro200.000. yang dilakukan Istri Kades dan oknum perangkat desa, menjadi sorotan publik karena dalam undangan sudah jelas bahwa penyaluran dana BLTS KESRA Tahun 2025 diberikan tanpa ada potongan apapun dan oleh pihak manapun, jika ada pemotongan dana Bantuan Sosial Tahun 2025 oleh petugas silahkan laporkan namun yang terjadi di Desa Buddi Kec. Arjasa Kab. Sumenep Minggu 30 Oktober 2025, Istri Kades ikut cawe-cawe dalam penyaluran bantuan BLTS melakukan pemotongan pada penerima bantuan.
Penyaluran BLTS KESRA tersebut dimulai sekira pukul 7.00 wib sampai selesai. Dalam penyaluran Bantuan yang dilakukan oleh petugas Pos sebanyak 169 (seratus enam puluh sembilan) penerima tidak ada kendala berjalan dengan lancar namun ditengah-tengah penerimaan bantuan Istri Kades Desa Buddi dan perangkat Desa memotong bantuan tanpa memberikan penjelasan sehingga masyarakat merasa kecewa atas tindakan Istri Kades dan oknum perangkat desa yang seharusnya ikut membantu malah memotong yang sudah menjadi hak masyarakat kurang mampu, hal ini perlu ditindak lanjuti oleh para penegak hukum dan instansi terkait supaya menjadi pembelajaran bagi para oknum yang tidak bertanggung jawab, supaya tidak terjadi lagi dikemudian hari yang cuma mementingkan pribadi dan kemungkinan di desa-desa lain juga ada hal serupa bila penyimpangan ini dibiarkan terus dan tidak ditindaklanjuti sehingga masyarakat menjadi korban.
Sementara itu pihak dari Kantor Pos di konfirmasi awak media memberikan penjelasan bahwa kami cuma diberi tugas sebagai penyalur terkait pemotongan tidak tahu menahu,” tegasnya.
Disinggung terkait penerima bantuan yang tidak bisa dicairkan karena tidak memenuhi persyaratan pihak pos mengatakan akan dikembalikan ke Pusat.

Menurut salah satu penerima bantuan menyatakan bahwa kami sangat kecewa atas tindakan Istri Kades dan oknum perangkat desa kok tega-teganya melakukan pemotongan karena setiap ada bantuan selalu ada potongan dan itu tidak jelas buat apa potongan tersebut, sedangkan disurat undangan sudah jelas tertulis tidak boleh ada potongan,” jelasnya.
Ditambahkan penerima yang juga dipotong memberikan penjelasan kenapa sebagai masyarakat kecil selalu jadi korban kan pemerintah pusat sudah jelas memikirkan kehidupan masyarakat kecil tapi kenapa Ibu kades yang saya anggap sebagai tua orang di desa kok cuma memikirkan kepentingan keluarganya sedangkan saya ini diberi bantuan oleh pemerintah pusat supaya mengurangi beban hidup kami kok Masih terus ditindas sebagai masyarakat kecil,” imbuhnya.
Sedangkan Kades Buddi Sunanto dihubungi lewat WhatsApp HP-nya tidak aktif dan dikonfirmasi lewat WhatsApp tidak direspon dalam posisi centang dua. Akhirnya kita coba memakai HP nomor lain diterima dan Kades Buddi memberikan pernyataan sangat mengejutkan bahwa dirinya tidak tahu dan tidak memberikan instruksi sama Istrinya atau Sekdesnya menurutnya setelah menghubungi keluarganya katanya buat ngeprin pemotongan tersebut dengan nominal Rp.60.000. sampai Rp.200.000. sebenarnya ini bukan jawaban secara tidak langsung mau menghindar dari tanggung jawab sebagai kades yang sudah menyalahgunakan wewenangnya apalagi keluarganya sendiri yang melakukan pemotongan tersebut dan sekarang Kades Buddi berada di luar kota dalam rangka membeli bibit untuk mengesi tambaknya. (M)





