UGM Serukan Penghentian Kekerasan dalam Aksi, Desak DPR Tinjau Ulang Kebijakan Tak Adil

Screenshot 2025 09 01 085613
7 / 100

YOGYAKARTA – Seputar Jagat News. Universitas Gadjah Mada (UGM) menyampaikan seruan moral kepada seluruh elemen bangsa di tengah meningkatnya eskalasi aksi massa yang terjadi di berbagai wilayah, termasuk Yogyakarta. Seruan ini dibacakan langsung oleh Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, dari Balairung UGM pada Minggu (31/8/2025) sebagai bentuk kepedulian sivitas akademika terhadap situasi sosial-politik nasional yang dinilai semakin mengkhawatirkan.

Dalam pernyataan terbukanya, Prof. Ova menyampaikan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam rangkaian unjuk rasa yang belakangan marak. Ia menegaskan pentingnya menghentikan kekerasan dan anarkisme dalam bentuk apa pun, demi menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan martabat bangsa.

“Kami menyampaikan duka yang mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka dalam rangkaian aksi massa, dan mengimbau semua pihak untuk menghentikan tindakan kekerasan dan anarkisme demi menjaga nilai kemanusiaan dan kemartabatan,” ujar Ova.

UGM menegaskan dukungannya terhadap gerakan masyarakat yang dilakukan secara damai dan non-kekerasan. Menurut Ova, gerakan damai adalah jalan terbaik untuk membuka ruang dialog yang sehat antara rakyat dan penguasa.

“Jalan kekerasan hanya akan memperpanjang luka sosial. Sebaliknya, jalan damai membuka ruang dialog yang lebih konstruktif,” jelasnya.

Lebih lanjut, UGM menyatakan dukungannya terhadap aspirasi masyarakat yang menuntut perbaikan di berbagai sektor, mulai dari penegakan hukum, pemulihan ekonomi, hingga peningkatan kesejahteraan rakyat.

“UGM mendukung gerakan damai atas tuntutan masyarakat untuk mendorong pemerintah melakukan perbaikan menyeluruh,” tegas Ova.

Dalam seruan tersebut, UGM juga secara terbuka meminta pemerintah dan DPR untuk mengevaluasi dan membatalkan kebijakan-kebijakan yang dinilai tidak adil. Kebijakan semacam itu, menurut UGM, berpotensi memperlebar kesenjangan sosial, mengancam prinsip demokrasi, dan hanya menguntungkan kelompok elit politik atau oligarki.

“UGM mengingatkan Pemerintah dan DPR agar membatalkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada keadilan dan mengancam keberlangsungan demokrasi,” ujar Ova.

Seruan ini juga ditujukan kepada para mahasiswa, khususnya mahasiswa UGM, untuk tetap berperan aktif dalam mengawal kondisi bangsa. Namun, Ova menekankan pentingnya menjaga keselamatan dan bersikap bijaksana dalam menyampaikan aspirasi.

“UGM mendorong mahasiswa untuk menunjukkan kepedulian terhadap kondisi bangsa dengan cara yang konstruktif dan penuh kehati-hatian dalam setiap tindakan,” tambahnya.

Menutup pembacaan seruan moral tersebut, Prof. Ova menyerukan agar aparat penegak hukum bersikap lebih responsif, adil, dan manusiawi dalam menangani gejolak sosial. Negara, menurutnya, memiliki tanggung jawab besar untuk meredam konflik dan memastikan keamanan rakyatnya.

“Kami mengimbau penyelenggara negara dan pihak berwenang untuk mendengarkan aspirasi masyarakat secara saksama agar korban tidak lagi berjatuhan dan ketertiban serta keamanan masyarakat segera pulih,” pungkas Ova.

Seruan dari kampus tertua di Indonesia ini diharapkan menjadi cerminan sikap akademis yang kritis sekaligus peduli terhadap masa depan demokrasi dan keadilan di Tanah Air. (MP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *